Kamis, 19 Januari 2012

Love is Never Say " Because "

    Hujan mengawali sebuah pagi , dimana semua orang selalu disibukkan dengan kemacetan dan keramaian riuhnya ibukota . Pagi itu juga Evran memulai paginya seperti pagi-pagi sebelumnya . Evran adalah seorang pegawai toko bekas di salah satu hiruk pikuk pasar ibukota . Hidupnya minimalis dengan keadaan sederhana dan penuh apa adanya . Dia bekerja dari pagi hingga malam toko bekas itu tutup . Padahal dia adalah seorang dengan gelar Sarjana di salah satu Universitas ternama Indonesia . Sepertinya gelarnya tak mampu menjadikannya bernasib baik , hingga dia harus bekerja serabutan di toko bekas tersebut . Pakaiannya yang sedikit lusuh karena panas matahari dan bintik-bintik bekas kehujanan membuat dia pagi itu seperti gelandangan yang mondar-mandir sembari menunggu toko bekasnya buka . Hidupnya sangat amat rapuh dan miskin untuk bertahan sendiri di ibukota . Tak lama , toko bekas itupun buka dan mulailah Evran bekerja sebagai kuli angkut dan kadang membantu membersihkan bekas teyeng pada besi . Mukanya hari itu terlihat sangat jenuh dan suntuk , hingga dia hanya melakukan pekerjaan dengan raut dan pandangan yang kosong .

    Dipagi yang sama juga , Anita seorang wanita kantoran di sebuah perusahaan swasta di ibukota juga memulai paginya dengan sangat suntuk , tapi berbeda dengan Evran . Anita suntuk karena tugas kantornya yang begitu berjubel , karena karirnya yang mulai bersinar ini tidak ditemani seorang pria disisinya . Anita sebenarnya adalah seorang janda yang melakukan pernikahan dini di umurnya yang ke-17 . Mantan suami Anita meninggal dunia karena sebuah kecelakaan saat Anita beranjak di umur 22 tahun . Hidup Anita boleh dibilang tercukupi dan sangat layak dikatakan kaya karena sifat pekerja kerasnya . Sedangkan Evran adalah sesosok pria dengan segalanya yang serba sederhana , dia hanya kaya akan kenekatannya ke Ibukota . Kebetulan tempat kerja Evran dan Anita sebenarnya berdekatan dan malah berseberangan . Namun dua tempat kerja itu dipisahkan oleh sungai besar dengan jembatan yang panjangnya lebih dari 10 meter . Sering kali mereka makan siang di tempat yang sama , mungkin berpapasan beberapa kali . Namun tak ada yang tau dan saling kenal , karena mungkin keduanya sama-sama tak saling memperhatikan .

    Semua cerita tadi tak berlaku di hari ini , karena di hari ini mereka dipertemukan oleh sebuah kekonyolan yang bisa dibilang sangat amat memalukan . Sudah sangat petang , merekapun pulang dari tempat kerjanya masing-masing . Seperti biasa , Evran harus melewati jembatan untuk pulang ke kontrakan sederhananya . Dan Anita juga harus menunggu sebuah Bus di halte jembatan tersebut . Keduanya saling mendekat dengan memasang wajah yang masih kosong dan kusam . Awalnya Evran hanya melihat Anita dari kejauhan , entah kenapa Evran mempercepat langkahnya seakan-akan ingin melihat wajah Anita dari dekat . Namun sayang sekali , Bus tak berpihak pada Evran . Karena Anita keburu naik keatas Bus . Ternyata saat Anita naik bus , dia juga melihat seorang pria kusut berjalan cepat menghampiri arah Bus itu .

    Bus masih menunggu penumpang yang lain dengan sang sopir yang asik bernyanyi lagu Ayu Ting-Ting . Evran memutuskan untuk naik ke bus itu berlagak seperti penumpang , dia berlari cepat dan terlihat rasa penasarannya akan wanita yang dilihatnya tadi , Anita . Ternyata waktu tak mengijinkan , Anitapun juga penasaran dengan pria yang dilihatnya tadi . Dan saat waktu menyuruh Evran berlari dan menghampiri Bus . Ternyata waktu malah menyuruh Anita melakukan sebaliknya , yaitu keluar Bus dan dengan penuh rasa penasaran Anita keluar bus dengan susah payah karena harus melewati penumpang yang berjubel di dalam bus . Waktu benar-benar tak memiliki belas kasihan , Evran masuk kedalam Bus , dan Anita keluar Bus . Evran bermaksud mencari dan melihat wajah Anita dari dekat , Anita bermaksud mencari dan membungkam rasa penasarannya melihat wajah Evran . Saat Evran masuk bus , Evran hanya linglung kebingungan , dia tak melihat sesosok wanita cantik di dalam bus . Begitu juga Anita , saat dia keluar bus di pinggiran jembatan itu dia tak melihat sesosok laki-laki kusut yaitu Evran . Dan lebih bodohnya lagi , karena Evran takut malu . Akhirnya Evran memutuskan untuk naik Bus itu padahal jika dipikir-pikir rumah Evran berada dekat dengan Toko Bekas tempatnya bekerja tadi . Dan Anita juga takut malu , dia juga memutuskan untuk mencari Bus yang lain dan tidak kembali ke Bus itu . Jelas keduanya kecewa karena tak bisa memuaskan rasa penasarannya . Namun ada yang terlihat berbeda dari wajah keduanya , dimana pagi tadi mereka kusut dan terlihat sedih . Sore petang itu wajah mereka berubah menjadi berseri penuh senyum tak jelas , padahal mereka belum melihat dan belum mengenal satu sama lain .

    Keesokan paginya mereka berangkat kerja seperti hari-hari biasanya , namun yang tidak seperti biasanya adalah wajah berserinya . Anita dan Evran , keduanya sama merasakan hal yang sama dan yang masih menjadi misteri bagi diri mereka . Dengan wajah penuh semangat dan berseri mereka menghabiskan jam kerja mereka dengan sangat terburu-buru berharap waktu akan cepat sore dan mereka sama-sama bisa mengulang hal yang dari kemarin sore . Tibalah jam pulang kerja mereka , mereka berdua langsung menuju tempat yang sama dengan situasi yang sama . Berbeda dari kemarin , sore ini mereka sama-sama ada di jembatan itu . Saling melihat dari kejauhan , dan saling menghampiri . Namun masih saja ada sifat malu atau gengsikah namanya , Anita duduk di halte , begitu juga Evran . Namun selama satu jam lamanya dengan bus yang lalu lalang berkali-kali , mereka tak juga berbicara . Bahkan melakukan hal-hal yang sok sibuk , entah memegang handphone atau membaca koran dan tagihan-tagihan tak jelas di dompet dan tas mereka . 2 jam berlalu , mereka juga tak bicara . Entah apa yang terjadi , tiba-tiba saja hujan datang . Hujan deras mengguyur tempat mereka itu . Untungnya mereka berada didalam halte dengan tutupan atas yang cukup besar . Memang mereka tak basah , namun mereka harus menunggu hujan reda jika ingin pulang ke kontrakan mereka . Namun mereka juga tak kunjung berbicara satu sama lain . Sudah 5 jam mereka di halte itu menunggu hujan alibinya . Mereka sering kali melakukan curi-curi pandang hingga membayangkan hal-hal yang mustahil di halte tersebut . Akhirnya si Evran mengawali pembicaraan dengan hal yang sebenarnya tak penting . Evran hanya mengucap beberapa kata absurd , yaitu " Hujannya kok gak pulang-pulang ya " . Anita hanya menoleh dan bingung , dan membalas " lha , masnya sendiri kok gak pulang2 tadi waktu belum hujan ? " . Evran langsung diam dan malah salah tingkah , dia hanya bisa menjawab " oh iya ya , kenapa saya tadi gak pulang hehehe " . Pembicaraan yang aneh untuk kedua orang yang belum saling kenal . Namun itulah awalannya , dimana keduanya mulai saling asik bercerita , bertukar pikiran , bahkan berdebat . Selama 8 jam hingga larut malam hujan tak kunjung reda , masih sama sederas sore tadi . Namun itu yang mereka butuhkan untuk saling mengenal , PDKT dengan alibi hujan yang tak reda-reda .

    Waktu berlalu sangat cepat , pada bulan kedua setelah mereka saling mengenal . Mereka akhirnya berpacaran , dengan tau latar belakang masing-masing . Sedikit banyak Evran tau betul bagaimana Anita , dan begitu juga sebaliknya . 3 tahun kemudian , mereka lewati hari demi hari dengan bersama , penuh hal terbaik di hubungan mereka ini . Mulai dari Anita bolos kerja untuk membantu si Evran di toko bekasnya , hingga Evran bolos kerja hanya untuk melihat Anita di kantornya . Hari-hari mereka bagaikan penuh dengan bahagia , senyum sana sini , bercanda dimana saja mereka melakukan akhir pekan . Hari-hari kelam sudah mereka lewati , tak ada lagi muka kusam dan kesedihan penuh kejenuhan . Hari-hari mereka sudah sepenuhnya saling mengisi dengan kebahagiaan . Karir merekapun setelah 3 tahun berlalu juga semakin bersinar , Evran sudah bisa membuka usaha pribadinya dengan mengumpulkan barang-barang bekas dan mendaur ulang sebagian komponennya . Begitu juga Anita yang sekarang sudah diangkat menjadi kepala manager di perusahaannya .

Enam tahun mereka menjalani hubungannya hingga akhirnya pada suatu sore , seperti biasa Evran menjemput Anita dengan sepeda butut yang akhirnya bisa dia beli dari usahanya . Namun waktu kembali lagi tak berpihak pada mereka . Evran menunggu Anita di depan kontrakannya , Evran menghubungi Anita namun tak ada jawaban di handphonenya . Evran mulai panik dan akhirnya dia mendobrak pintu kontrakan Anita . Dan ternyata Anita tak ada dirumah kontrakannya , hanya perabotan rumah dan lampu menyala disitu . Evran mulai panik kemana perginya Anita . Evran berusaha ke kantor Anita untuk bertanya ke rekan-rekan kantornya . Semua mengatakan bahwa Anita tadi sudah pulang dan berjalan ke Jembatan untuk naik bus , seperti biasa hari-hari pulang kerjanya . Evran mulai gundah dan bingung , diapun ke jembatan halte dimana mereka dulu pertama saling mengenal . Dia mencoba tanya ke orang-orang penjual nasi di dekat halte tersebut . Tersentak Evran mendengar cerita salah satu penjual , " tadi ada kecelakaan mas , ada seorang wanita cantik ditabrak bus di halte itu " . Evran langsung bisu , bungkam , dan tak percaya pada keadaan ini . Ternyata benar wanita cantik itu adalah Anita dengan seragam kantornya . Evran langsung mencari info dimana rumah sakit tempat Anita di larikan . Selama 5 jam Evran keluar masuk banyak rumah sakit hanya untuk mencari dimana Anita . Evran menampilkan raut muka kesedihan karena kebingungannya mencari Anita . Tak lama dari rumah sakit terakhir , Evran ingat bahwa lokasi halte itu dekat dengan rumah sakit tentara di utara jembatan . Evran langsung menuju RST tersebut , ternyata Anita memang ada didalam ruangan UGD . Evran langsung mencari perawat , dokter , dan orang-orang yang merawat Anita . Beberapa jam berlalu menunggu proses operasi Anita , Evran terlihat sangat sedih dan tak bisa memaafkan dirinya karena tak ada disisi Anita saat dia tadi sore meminta untuk dijemput dari tempat kerjanya . Evran hanya duduk dilantai depan ruang operasi dengan kemarahan pada dirinya sendiri . Tak lama pintu terbuka dan seorang dokter keluar yang langsung dicegat oleh Evran . Dokter hanya menampilkan wajah kusam , tak ada harapan . Anita harus menjalani sesuatu hal yang tak pernah Evran bayangkan . Dokter bisa menyelamatkan Anita jika kedua kaki Anita diamputasi . Evran langsung menangis bersujud di depan dokter itu . Dokter menjelaskan bahwa kaki Anita terjadi pembekakan saraf yang bisa mengakibatkan gangguan pada seluruh saraf ditubuh Anita . Dan karena itu cara terbaik untuk membuat Anita tetap hidup . Akhirnya operasi dilakukan pada malam hari itu juga , kedua kaki Anita harus diamputasi . Namun sebelumnya dokter juga mengatakan bahwa operasi amputasi ini juga beresiko karena beberapa saraf kepala akan terganggu karena amputasi ini . Anita masih koma selama 2 bulan di Rumah Sakit baru yang dianjurkan dokter tadi . Evran terpaksa membolos kerja tiap hari untuk menjaga Anita , memastikan bahwa Anita baik-baik saja dalam masa komanya . Sering kali Evran mengajak Anita bicara walaupun tak ada jawaban dari mulut Anita . Ternyata kecelakaan itu membuat dampak yang sangat amat berat bagi tubuh dan otak Anita . Sering kali tiba-tiba tangan Anita bergerak tak jelas seakan-akan dia sedang memimpikan sesuatu di masa komanya . Evran tak kuat menahan segala hal yang dirasakannya ini , dia sering kali memeluk Anita , membasuh tubuh Anita dengan kain hangat , Evran juga tak sedikit menangis disamping tubuh Anita yang koma . 3 bulan berlalu dan Anita belum juga bangun dari komanya .

    Evran adalah seorang laki-laki biasa dengan sikap sederhana yang luar biasa . Dia menghabiskan seluruh uangnya dan menjual apapun yang dia bisa hanya untuk biaya operasi , tes , dan segala keperluan Anita saat koma . Saat ini Evran tak memiliki apapun karena ternyata tempat usahanya juga dijual kepada kontraktor ruko kenalannya dulu . Yang dia punya sekarang hanya Anita seorang tanpa uang dan penuh kebingungan menjalani hidupnya . Di bulan kelima setelah kecelakaan akhirnya Anita membuka mata untuk pertama kalinya . Evran yang tertidur pulas langsung bangun dengan kegirangan dan tak kuasa menahan air mata melihat Anita mampu membuka mata namun tak sepenuhnya sadar . Dia langsung memanggil dokter dan semua perawat . Semua orang berupaya menstabilkan gerak jantung Anita . Evran hanya melamun melihat upaya dokter dan perawat-perawat itu . Dihatinya , Evran hanya mengenal Anita dengan apa adanya . Begitu juga hari-hari yang dilakukannya bersama Anita . Evran berjanji pada dirinya sendiri untuk merawat Anita bagaimanapun kondisinya nanti , apapun keadaannya .

    Keesokannya setelah Anita sadar dihari pertamanya . Evran langsung melamar Anita di dalam kamar Rumah Sakit tersebut , ditemani dengan sorak sorai semua dokter dan perawat yang merawat Anita selama ini dirumah sakit . Kamar tidur Anita didekor dengan kata-kata cinta yang warna-warni dan sederhana ala kadarnya . Beberapa dokter membawa tulisan " Anita , terima Evran menjadi suamimu " banyak dari perawat juga membawa tulisan-tulisan penyemangat . Anita menangis terharu dalam bahagia , karena melihat kamar yang penuh dengan perhatian akan hidupnya terutama Evran yang mau berjanji untuk menjalani hidup bersama Anita dengan kondisi kedua kaki yang sekarang tak ada dihidupnya . Banyak dari perawat juga ikut menangis melihat cinta Evran dan Anita . Anita menangis memegang tangan Evran karena Anita merasa itulah hari terbaik di sepanjang hidupnya . Tak ada lagi hari yang dapat menggantikan hari itu menurut Anita . Ruang kamar Anita penuh dengan sorak sorai penyemangat dari banyaknya orang di kamar itu . Tak hanya dokter dan perawat , dikamar itu juga ada rekan-rekan kerja Evran semasa di toko bekas dulu . Ada juga rekan-rekan kerjan Anita di perusahaannya dulu . Semua begitu menjadi sempurna bagi Anita yang kedua kakinya masih dibalut dengan perban dan besi-besi penyangga bekas amputasinya . Sambil menangis , Anita mengatakan sesuatu dengan terbata-bata " Vran , buat apa semua ini ? Kalau aku nantinya cuma pasti akan membuat hidupmu lebih kerepotan dengan merawatku ? " . Evran hanya berkata " Ini untuk aku yang akan mengawali hidup baru dengan kamu , hey wanita penunggu bus jembatan , entah betapa sulitnya , atau entah akan betapa merepotkannya kamu . Yang aku tau hanya aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku , lebih dari apapun didunia ini . Aku tak mengenal kata " Karena " dalam mencintaimu . Karena selama kita bersama bahkan sebelum kecelakaan ini , aku hanya mengenal kata " Meskipun " dalam mencintaimu " . Seluruh ruangan terdiam dan hanya terdengar isak tangis Anita yang tak dapat melukiskan bahagianya , bahkan rekan kerja merekapun juga meneteskan air mata mendengar kata-kata paling tulus itu . Cincin tunangan itupun diambil Anita dan Evran memakaikannya di jari cantik Anita .

    Begitulah sebuah cinta , rapuh memang . Kita tak pernah bisa menjaga sebuah cinta dengan baik , kita hanya bisa menjadikan cinta itu menjadi " lebih " baik dari sebelumnya . Kenalilah dan cintai dia tanpa kau pernah berkata " Aku mencintaimu Karena ... " katakan dan lakukan bahwa cinta itu adalah selalu berkata " Aku mencintaimu Meskipun ... "

-------
A Short Story written by Fifan Christa Yohana
Date , 16 January 2012
Follow me on twitter @FIFAN_LS


3 komentar:

  1. waooo ,, berbakat juga jadi sastrawan :)
    salam kenal ..

    BalasHapus
  2. Masih belajar kok , minta tolong dishare ya .
    Terimakasih . Nice to know you too :)

    BalasHapus
  3. okk ..ur welcome ..I wait for your next article :)

    BalasHapus